Senin, 23 Juli 2012

Berkarya Seni Rupa Trimatra (tiga dimensi)

1. ORIGAMI (Seni Melipat Kertas)
Di  Jepang,  seni melipat kertas  ini dinamakan Origami. Kertas yang digunakan ialah  kertas  tipis  (70  –  100  gram)  berukuran  bujur  sangkar  (segi-4  beraturan sama sisi). Dengan melipat kertas kita dapat membuat aneka bentuk hiasan dan mainan yang tiga dimensional, serta mendekati rupa makhluk hidup atau benda sehari-hari yang akrab dengan lingkungan kita. Oleh karena yang disajikan pada lembaran  ini  hanya  beberapa  contoh  lipatan,  maka  untuk  memperkayanya, kembangkan  imajinasi  dan  fantasi  Anda  dengan  mencoba  menciptakan beberapa bentuk  lain dengan  teknik melipat.  Ikuti urutan  (berdasarkan nomor) tentang prosedur kerjanya.


2.  Membutsir
  Membutsir  adalah  membentuk  tanah  liat  atau  lilin  (plastisin/malam) menjadi  bentuk  mainan,  patung  kecil  atau  bentuk  tertentu  berdasarkan  daya cipta.  Sebelum  dibentuk,  tanah  liat  sebaiknya  dibersihkan  dahulu  dari  butiran batu  atau  pasir  yang  kasar,  lembutkan  adonannya  dengan  tangan.  Jika  terlalu lembek  biarkan  (diangin-anginkan)  hingga  kadar  airnya  berkurang,  dan  jika dipegang  tanah  tidak  lengket  pada  tangan  kita.  Namun  jika  menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan bahan. Pada tahap pertama,  buatlah  bentuk  global  (dari  benda  yang  akan  diciptakan),  kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir  (dari kawat atau kayu yang dibuat menyerupai  jari tangan). 




3.  Membuat Topeng Kertas

Membuat topeng kertas termasuk ke dalam pokok bahasan membentuk. Topeng dapat dibuat dengan cara: (a) memakai cetakan, dan (b) tidak memakai cetakan. Membuat topeng yang memakai cetakan, tentu saja tahap pertama ialah membuat model cetakan  (dari bahan  lunak, misalnya  tanah  liat, atau plastisin). Setelah  itu  barulah menempeli  cetakan  itu  dengan  lembaran  kecil-kecil  kertas koran  bekas  yang  dibasahi  terlebih  dulu.  Selanjutnya  dibalur  lem  putih/kanji untuk  kemudian  ditempeli  lagi  potongan  kecil  kertas  koran  secara  berulang-ulang  hingga  tebal. Lapisan  tempelan  itu bisa 4  atau 5  lapisan. Setiap  lapisan dibubuhi  lem putih. Setelah sehari kering, barulah kita lepaskan topeng  itu dari cetakan.  Perlu  diperhatikan,  agar  topeng  mudah  dibuka  dari  cetakan,  maka cetakan terlebih dahulu harus dibalur oleh minyak (stempet, mentega, atau oli). Jika  topeng  ingin  lebih menarik,  tentu saja memerlukan pengecatan. Di sinilah anak-anak  juga  melakukan  kegiatan  menggambar  dekoratif  pada  permukaan topeng. Jadi dua pokok bahasan dapat diterapkan pada satu topik kegiatan yaitu membuat topeng.
Cara  membuat  topeng  yang  kedua  lebih  mudah  karena  tanpa  harus membuat  cetakan.  Pertama,  siapkan  bahan  karton  tebal  (jenis  dupleks  atau karton dus bekas) seukuran kuarto/A4 atu selebar wajah. Setelah itu ukurkanlah kertas  itu dengan  lebar wajah anak  (yang membuatnya).  Jiplak dan guntinglahbentuk  dasar wajah  itu. Kini  karton  tersebut  tinggal  digambari  dengan  spidol atau  cat untuk bentuk mata, hidung  dan mulut. Letak bagian-bagian wajah  ini harus  tepat  sesuai  wajah  yang  membuatnya.  Untuk  membuat  hidung,  perlu ditambah dengan menempelkan bagian karton  lain yang dibentuk  limas  segi-3 (seperti  bentuk  hidung).    Jangan  lupa  mata  dan  hidung  dilubangi  dengan pisau/gunting.  Sebagai  langkah  terakhir  ialah  pengecatan  topeng.  Proses terakhir  ini merupakan kegiatan menggambar dekoratif, sebab  tujuannya untuk menghiasi topeng wajah dengan spidol warna, cat air, cat poster, atau krayon.

1 komentar: