Makrame berasal dari bahasa Turki, Ma-kra‟ma atau Miqramah. Seni kerajinan simpul atau Makrame ialah bentuk karya seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan simpul ini selain bernilai fungsional juga artistik. Dengan hanya ikat-mengikat atau simpul-menyimpul benang, kita akan dapat menghasilkan aneka benda kerajinan yang menarik, seperti ikat pinggang, penghias gerabah hias, tas tangan, hiasan dinding, alas cangkir, penggantung tumbuhan hias, kalung, dan gelang. Kegiatan simpul Makrame ini bisa diberikan kepada anak SD kelas tinggi, misalnya kelas 5 dan 6.
Senin, 23 Juli 2012
Berkarya Seni Rupa Trimatra (tiga dimensi)
1. ORIGAMI (Seni Melipat Kertas)
Di Jepang, seni melipat kertas ini dinamakan Origami. Kertas yang digunakan ialah kertas tipis (70 – 100 gram) berukuran bujur sangkar (segi-4 beraturan sama sisi). Dengan melipat kertas kita dapat membuat aneka bentuk hiasan dan mainan yang tiga dimensional, serta mendekati rupa makhluk hidup atau benda sehari-hari yang akrab dengan lingkungan kita. Oleh karena yang disajikan pada lembaran ini hanya beberapa contoh lipatan, maka untuk memperkayanya, kembangkan imajinasi dan fantasi Anda dengan mencoba menciptakan beberapa bentuk lain dengan teknik melipat. Ikuti urutan (berdasarkan nomor) tentang prosedur kerjanya.
2. Membutsir
Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Namun jika menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan bahan. Pada tahap pertama, buatlah bentuk global (dari benda yang akan diciptakan), kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir (dari kawat atau kayu yang dibuat menyerupai jari tangan).
3. Membuat Topeng Kertas
Membuat topeng kertas termasuk ke dalam pokok bahasan membentuk. Topeng dapat dibuat dengan cara: (a) memakai cetakan, dan (b) tidak memakai cetakan. Membuat topeng yang memakai cetakan, tentu saja tahap pertama ialah membuat model cetakan (dari bahan lunak, misalnya tanah liat, atau plastisin). Setelah itu barulah menempeli cetakan itu dengan lembaran kecil-kecil kertas koran bekas yang dibasahi terlebih dulu. Selanjutnya dibalur lem putih/kanji untuk kemudian ditempeli lagi potongan kecil kertas koran secara berulang-ulang hingga tebal. Lapisan tempelan itu bisa 4 atau 5 lapisan. Setiap lapisan dibubuhi lem putih. Setelah sehari kering, barulah kita lepaskan topeng itu dari cetakan. Perlu diperhatikan, agar topeng mudah dibuka dari cetakan, maka cetakan terlebih dahulu harus dibalur oleh minyak (stempet, mentega, atau oli). Jika topeng ingin lebih menarik, tentu saja memerlukan pengecatan. Di sinilah anak-anak juga melakukan kegiatan menggambar dekoratif pada permukaan topeng. Jadi dua pokok bahasan dapat diterapkan pada satu topik kegiatan yaitu membuat topeng.
Cara membuat topeng yang kedua lebih mudah karena tanpa harus membuat cetakan. Pertama, siapkan bahan karton tebal (jenis dupleks atau karton dus bekas) seukuran kuarto/A4 atu selebar wajah. Setelah itu ukurkanlah kertas itu dengan lebar wajah anak (yang membuatnya). Jiplak dan guntinglahbentuk dasar wajah itu. Kini karton tersebut tinggal digambari dengan spidol atau cat untuk bentuk mata, hidung dan mulut. Letak bagian-bagian wajah ini harus tepat sesuai wajah yang membuatnya. Untuk membuat hidung, perlu ditambah dengan menempelkan bagian karton lain yang dibentuk limas segi-3 (seperti bentuk hidung). Jangan lupa mata dan hidung dilubangi dengan pisau/gunting. Sebagai langkah terakhir ialah pengecatan topeng. Proses terakhir ini merupakan kegiatan menggambar dekoratif, sebab tujuannya untuk menghiasi topeng wajah dengan spidol warna, cat air, cat poster, atau krayon.
Senin, 16 Juli 2012
Berkarya Seni Rupa Dwimatra (Dua Dimensi)
1. Membatik Sederhana
2. Menggambar Kaligrafi
Bahan dan alat yang diperlukan: cat air, kertas, kuas
3. Menggambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar dengan meniru
4. Tarikan Benang
5. Inkblot
5. Menggambar dengan Tiupan
6. Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
a. Cetak Tinggi
b. Cetak Umbi-umbian
c. Cetak Bayangan
7. Kolase
16. Gambar Degradasi Warna
17. Gambar Keseimbangan otak kanan dan otak kiri
18. Gambar Suasana Hati
19. Gambar Kesukaan
20. Gambar Bebas
21. Gambar Komposisi Bangun Ruang
22. Gambar Motif Batik
22. Menggambar Komposisi Warna
Bahan dan alat yang diperlukan: cat air, kertas, kuas
sederhana, tempat air/pewarna.
2. Menggambar Kaligrafi
Bahan dan alat yang diperlukan: cat air, kertas, kuas
sederhana, tempat air/pewarna.
3. Menggambar Bentuk
Menggambar bentuk adalah kegiatan menggambar dengan meniru
kemiripan bentuk benda model yang disimpan di depan penggambar. Bagi anak
SD kemiripan tidak selalu harus seperti memotret, tetapi yang penting adalah
bagaimana anak-anak bisa mengekspresikan ide/gagasan tentang bentuk benda
yang diamatinya itu. Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar,
benda/model yang akan digambar, pinsil hitam/pinsil warna/ballpoint/spidol.
Prosedur pengerjaan:
(a) Tempatkan benda/model yang akan digambar di tengah anak-anak yang
akan menggambar.
(b) Anak-anak menggambar benda dengan mencontoh langsung benda yang
dijadikan modelnya sesuai posisi mereka.
(c) Penyelesaian akhir gambar bisa hanya hitam putih, hanya dengan pinsil
saja, dengan ballpoint, atau mungkin dengan pinsil warna.
4. Tarikan Benang
Bahan dan alat yang diperlukan: benang kasur, pewarna, kertas
HVS/gambar, koran bekas (alas meja), tempat pewarna(wadah air kecil).
Prosedur pengerjaan:
(a) Siapkan adonan pewarna seperti pada proses batik sederhana.
(b) Ambil benang kasur sepanjang 40 – 45 cm. Celupkan sebagian besar benang tersebut pada larutan pewarna. Kalau larutan pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada benang, sebaiknya diperas dahulu. Pewarna yang terlalu banyak menempel pada benang akan mengakibatkan hasil yang kurang memuaskan.
(c) Letakkan benang tersebut pada kertas yang sudah diletakkan di atas alas koran. Apakah letak benang mau diatur atau bebas bergantung pembuat. Ujung benang yang tidak terkena warna, harus ada di luar bidang kertas.
(d) Lipatlah kertas tadi di tengah-tengah sisi panjangnya.
(e) Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah benang sampai keluar dari lipatan kertas. Arah tarikan bebas.
(f) Buka lipatan kertas. Gambar apa yang terjadi?
(g) Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar/ kertas, lakukan kegiatan yang sama seperti di atas. Dengan mengubah letak benang, akan diperoleh gambar baru.
5. Inkblot
Bahan yang diperlukan pada kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan
tarikan benang. Malahan benangnya sendiri pada inkblot tidak diperlukan.
Prosedur pengerjaannya:
(a) Teteskan warna yang sudah disiapkan terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi koran bekas.
(b) Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.
(b) Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah sisi panjangnya.
(c) Kertas yang sudah dilipat digosok dengan pinggir telapak tangan serata mungkin terutama pada bagian yang ditetesi pewarna.
(d) Buka lipatan kertasnya! Gambar apa yang terjadi?
(e) Untuk menghasilkan gambar yang berwarna lebih dari satu, ulangi beberapa kali kegiatan seperti di atas, tentu saja warna yang diteteskan kemudian harus berbeda dengan warna sebelumnya. Dengan meneteskan -sekaligus- beberapa warna pada permukaan kertas, dan kemudian melipat serta menggosoknya akan dihasilkan pula gambar yang multi warna.
5. Menggambar dengan Tiupan
Bahan yang diperlukan sama seperti inkblot, tambahannya adalah
sebuah sedotan minuman.
Proses pengerjaannya:
(a) Teteskan cairan pewarna pada kertas yang sudah diletakkan di atas kertas koran.
(b) Tiuplah tetesan warna itu dengan menggunakan sedotan. Sambil meniup, sedotan itu digoyang-goyangkan sehingga tetesan warna akan menyebar ke berbagai arah. Usahakan tidak ada ujung tetesan yang masih menggenang. Tiup sampai habis.
(c) Dengan meneteskan beberapa warna berbeda dapat menghasilkan gambar yang beranekawarna.
6. Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
a. Cetak Tinggi
Yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).
Proses cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel, cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar, papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau pencukil, dan kertas gambar.
Cara pembuatan:
a. Gambar ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;
b. Pola ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;
c. Klise/ alat cetak selesai;
d. Klise/ alat cetak dioles dengan tinta;
e. Cetakan ke atas kertas gambar;
f. Jadilah gambar cetakan.
b. Cetak Umbi-umbian
Pada cetak umbi-umbian, kita harus membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela pohon.
Proses kerjanya sebagai berikut:
o Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk acuan cetak serata mungkin.
o Buatlah gambar/bentuk pada permukaan potongan yang rata tadi.
o Selanjutnya hilangkan atau rendahkan bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan jalan mengerat atau menorehnya.
o Siapkan pewarna sebelum melakukan pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu, karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering, pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya lihat proses cetak penampang.
Perlu diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.
c. Cetak Bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media yang digunakan diperlukan kertas gambar, daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprot, atau pewarna kue, sikat gigi bekas dan sisir.
Cara mencetak:
a. Daun atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar,
b. Cara mencetak dengan sisir atau dengan semprotan,
c. Setelah cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat. (Dr. Cut Kamaril, dkk, 2002: 4.45 – 4.53)
7. Kolase
Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, kertas warna, kertas
limbah, bahan alam, potongan kain, lem, pinsil, gunting, atau/dan cutter.
Prosedur pengerjaan:
(a) Buatlah rancangan/gambar yang akan diselesaikan dengan kolase pada
kertas gambar yang disediakan.
(b) Jiplakkan bentuk/gambar pada warna sesuai pilihan, potong/gunting
secermat mungkin. Kemudian tempelkan bentuk/gambar tersebut
menggunakan lem pada tempat yang sudah dirancang tadi. Warna yang
digunakan dapat diambil dari kertas warna, potongan kain, limbah
percetakan, limbah alam (daun, kulit pohon dan sebagainya).
8. Montase
Bahan dan alat yang diperlukan: gambar dari majalah/koran/kalender
bekas, atau reproduksi potret, gunting, cutter, lem.
Prosedur pengerjaan:
(a) Potonglah gambar-gambar atau reproduksi potret dari majalah, poster,
kalender atau lainnya mengikuti kontur gambar/potret tersebut. Gambar
yang dipotong mungkin hanya bagian tertentu saja.
(b) Susunlah hasil guntingan tadi berdasarkan kreasi masing-masing, pada
kertas gambar yang sudah disediakan. Susunan gambar tadi akan
menghasilkan suatu susunan bentuk yang baru, dan kadang-kadang aneh,
lucu, dan fantastik. Penyusunannya menggunakan lem.
Untuk memberikan kesan gambar yang artistik dan fantastik, gambar montase
ini bisa dilengkapi dengan goresan spidol warna, atau pulasan cat air pada
bagian tertentu yang dianggap perlu.
9. Mozaik
Bahan pokok yang dapat dimanfaatkan untuk membuat mosaik ini
sangat beragam. Bahan tersebut misalnya: potongan kertas, lempengan kayu,
kaca, potongan keramik, marmer, biji-bijian, batu-batuan. Alat yang digunakan
untuk mengerjakan bahan tersebut disesuaikan dengan jenis bahan yang akan
ditempelkan, misalnya: triplekss atau karton (sebagai bidang dasar), pensil
(untuk merancang pola gambar), lem (kertas, aibon, lem putih/kayu), cutter
(pisau).
Prosedur pengerjaan:
(a) Buat rancangan, gambar pada kertas yang disediakan.
(b) Sediakan bahan yang akan ditempelkan.
(c) Tempelkanlah bahan-bahan yang sudah disediakan itu pada tempat yang
sudah dirancang. Perlu diingat bahwa ukuran dari bahan yang ditempelkan
umumnya sama. Pada satu hasil karya mosaik, mungkin saja ada beberapa
kelompok ukuran.
10. Menganyam
Keterampilan anyam merupakan kerajinan yang sudah lama
berkembang dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan kerajian ini pada
awalnya memiliki bentuk sederhana sebagai karya seni untuk memenuhi
kebutuhan praktis sehari-hari, perkembangan berikutnya kemudian menjadi
benda-benda sebagai hiasan. Jenis kegiatan anyam ini beraneka ragam baik dari
segi bahan, maupun jenis motif anyaman yang digunakan bentuk benda yang
dihasilkan.
Bahan-bahan yang sering digunakan orang untuk kerajinan anyam
berasal dari bahan baku alam seperti: bambu, rotan, mendong,
pandan…..maupun bahan buatan (sintetis) seperti kertas, pita plastik dan
sebagainya. Dari segi jenis motif yang digunakan dikenal nama-nama motif
anyam mata itik, mata kebo, hujan gerimis, daun asam, katuncar mawur, dsb.
Hasil kegiatan anyam dapat berbentuk anyaman datar maupun anyaman bentuk
benda.
Kegiatan kerajinan anyam di sekolah dasar dapat dilakukan pada
jenjang kelas atas (kelas IV – VI). Pada umumnya kegiatan anyam pada jenjang
pendidikan sekolah dasar ini banyak berupa anyam datar, mengngat
kemampuan siswa masih terbatas. Selain tiu bahan yang dapat digunakan juga
disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia abaik bahan baku yang berasal
dari alam maupun bahan baku buatan yang sudah dijual di masyarakat.
Untuk memudahkan kita mengajarkan menganyam, maka terlebih
dahulu kita harus memberikan pengertian dan penjelasan secara teori maupun
secara praktek kepada siswa yang berkaitan dengan keterampilan ini. Agar tidak
bersifat verbalisme, kita dapat mengenalkan motif-motif yang dapat dikerjakan
yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Berikut ini beberapa contoh motif
anyam:
a.
b.
c.
11. Menggambar Dekoratif
Menggambar dekoratif ialah kegiatan menggambar hiasan (ornamen)
pada kertas gambar, atau pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar
menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan (motif hias). Bahan dan alat yang
diperlukan: kertas gambar, pewarna, kuas, pinsil hitam/pinsil warna/spidol.
Prosedur pelaksanaannya:
(a) Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang
sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
(b) Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak,
atau geometris.
(c) Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih
saja, atau berwarna.
(d) Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau
pewarna alam.
12. Menggambar Ilustrasi
Menggambar ilusrtrasi adalah kegiatan menggambar dengan tujuan
untuk melengkapi suatu cerita, teks, atau sebagai penjelasan visual dari suatu
bagian tulisan. Tulisan yang dimaksudkan bisa berupa cerita fiksi ataupun
nonfiksi (pelajaran, ilmu pengetahuan). Bahan dan alat yang diperlukan: kertas
gambar, pinsil hitam, pinsil berwarna, spidol warna, tinta, cat air, kuas cat air.
Prosedur pelaksanaan.
(a) Membuat rancangan gambar sesuai dengan tema. Misalnya kegiatan yang
berhubungan dengan pelajaran. Rancangan dibuat dengan pinsil hitam
pada kertas gambar.
(b) Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk atau gambar
dekorasi. Gambar cukup hitam putih, menggunakan pinsil hitam atau tinta,
dapat juga diselesaikan dengan menggunakan warna. Warna dapat diambil
dari pinsil warna, spidol warna, atau cat air.
13. Finger Print
Bahan yang diperlukan: kertas gambar, hvs, atau sejenisnya, bubur
terigu, pewarna, kertas koran bekas, dll.
Prosedur pengerjaan:
(a) Letakkan kertas gambar atau sejenisnya di atas alas koran.
(b) Selanjutnya letakkan bubur terigu di atas kertas gambar tersebut
secukupnya. (Bubur terigu dibuat dari 2 bagian tepung terigu dicampur 5
bagian air, diaduk rata, selanjutnya dipanaskan di atas api sampai
―matang‖).
(c) Campurkan pewarna pada bubur yang diletakkan pada kertas, kemudian
aduk hingga rata.
(d) Mulailah menggambar dengan jari-jari tangan dengan cara menekan
menarik, mendorong, menyeret, bubur berwarna pada kertas tadi.
14. M3 (melipat, menggunting, menempel)
Kegiatan melipat, menggunting dan menempel (M3) merupakan
permainan menciptakan kreasi bentuk dengan menggunakan bahan kertas (yang
berwarna sebaiknya). Bahan dan alat yang diperlukan: kertas agak tebal, kertas
berwarna, lem, gunting/cutter.
Prosedur pengerjaan:
(a) Ambil selembar kertas warna. Lipat di tengah-tengah sisi panjangnya.
Selanjutnya hasil lipatan tadi dilipat lagi pada tengah-tengah sisi
panjangnya.
(b) Hasil dua kali lipatan tadi digunting pada beberapa tempat. Ada bagian
yang dibuang. Bentuk guntingan bergantung pada kreasi masing-masing.
(c) Bila dianggap sudah cukup guntingannya, lipatan dibuka.
(d) Hasilnya ditempel pada kertas yang agak tebal menggunakan lem.
(e) Jumlah lembaran yang ditempel bervariasi baik dalam jumlah maupun
warnanya.
Karya M3 (Melipat, menggunting dan menempel)
16. Gambar Degradasi Warna
17. Gambar Keseimbangan otak kanan dan otak kiri
18. Gambar Suasana Hati
19. Gambar Kesukaan
20. Gambar Bebas
21. Gambar Komposisi Bangun Ruang
22. Gambar Motif Batik
22. Menggambar Komposisi Warna
Langganan:
Postingan (Atom)