1. ORIGAMI (Seni Melipat Kertas)
Di Jepang, seni melipat kertas ini dinamakan Origami. Kertas yang digunakan ialah kertas tipis (70 – 100 gram) berukuran bujur sangkar (segi-4 beraturan sama sisi). Dengan melipat kertas kita dapat membuat aneka bentuk hiasan dan mainan yang tiga dimensional, serta mendekati rupa makhluk hidup atau benda sehari-hari yang akrab dengan lingkungan kita. Oleh karena yang disajikan pada lembaran ini hanya beberapa contoh lipatan, maka untuk memperkayanya, kembangkan imajinasi dan fantasi Anda dengan mencoba menciptakan beberapa bentuk lain dengan teknik melipat. Ikuti urutan (berdasarkan nomor) tentang prosedur kerjanya.
2. Membutsir
Membutsir adalah membentuk tanah liat atau lilin (plastisin/malam) menjadi bentuk mainan, patung kecil atau bentuk tertentu berdasarkan daya cipta. Sebelum dibentuk, tanah liat sebaiknya dibersihkan dahulu dari butiran batu atau pasir yang kasar, lembutkan adonannya dengan tangan. Jika terlalu lembek biarkan (diangin-anginkan) hingga kadar airnya berkurang, dan jika dipegang tanah tidak lengket pada tangan kita. Namun jika menggunakan plastisin (lilin/malam), tidak akan terjadi masalah pengolahan bahan. Pada tahap pertama, buatlah bentuk global (dari benda yang akan diciptakan), kemudian buatlah bentuk rincinya setahap demi setahap. Untuk menghaluskan permukaan bentuk, gunakan alat butsir (dari kawat atau kayu yang dibuat menyerupai jari tangan).
3. Membuat Topeng Kertas
Membuat topeng kertas termasuk ke dalam pokok bahasan membentuk. Topeng dapat dibuat dengan cara: (a) memakai cetakan, dan (b) tidak memakai cetakan. Membuat topeng yang memakai cetakan, tentu saja tahap pertama ialah membuat model cetakan (dari bahan lunak, misalnya tanah liat, atau plastisin). Setelah itu barulah menempeli cetakan itu dengan lembaran kecil-kecil kertas koran bekas yang dibasahi terlebih dulu. Selanjutnya dibalur lem putih/kanji untuk kemudian ditempeli lagi potongan kecil kertas koran secara berulang-ulang hingga tebal. Lapisan tempelan itu bisa 4 atau 5 lapisan. Setiap lapisan dibubuhi lem putih. Setelah sehari kering, barulah kita lepaskan topeng itu dari cetakan. Perlu diperhatikan, agar topeng mudah dibuka dari cetakan, maka cetakan terlebih dahulu harus dibalur oleh minyak (stempet, mentega, atau oli). Jika topeng ingin lebih menarik, tentu saja memerlukan pengecatan. Di sinilah anak-anak juga melakukan kegiatan menggambar dekoratif pada permukaan topeng. Jadi dua pokok bahasan dapat diterapkan pada satu topik kegiatan yaitu membuat topeng.
Cara membuat topeng yang kedua lebih mudah karena tanpa harus membuat cetakan. Pertama, siapkan bahan karton tebal (jenis dupleks atau karton dus bekas) seukuran kuarto/A4 atu selebar wajah. Setelah itu ukurkanlah kertas itu dengan lebar wajah anak (yang membuatnya). Jiplak dan guntinglahbentuk dasar wajah itu. Kini karton tersebut tinggal digambari dengan spidol atau cat untuk bentuk mata, hidung dan mulut. Letak bagian-bagian wajah ini harus tepat sesuai wajah yang membuatnya. Untuk membuat hidung, perlu ditambah dengan menempelkan bagian karton lain yang dibentuk limas segi-3 (seperti bentuk hidung). Jangan lupa mata dan hidung dilubangi dengan pisau/gunting. Sebagai langkah terakhir ialah pengecatan topeng. Proses terakhir ini merupakan kegiatan menggambar dekoratif, sebab tujuannya untuk menghiasi topeng wajah dengan spidol warna, cat air, cat poster, atau krayon.
Terimakasih ya atas ilmunya
BalasHapus